PUBLIC SPENDING AND OUTCOMES : DOES GOVERNANCE MATTER?
1. Latar Belakang
Peran dari good governanve adalah kunci pengembangan efektifitas yang ditekankan dalam tahun ini. Hal ini dibantah untuk menentukan alokasi sumber daya publik untuk barang dan jasa tidak mendorong kearah outcome yang diinginkan jika lembaga anggaran meliputi formulasi anggaran belanja, pelaksanaan dan monitoring kegagalan fungsi. Sementara pernyataan ini terlihat sederhana dan sulit untuk tidak setuju. Tidak serius secara empiris dalam mendukung anggaran. Dalam artikel ini akan dipelajari dampak dari pengeluaran publik dan outcomes dalam level yang berbeda dari governance. Ide dasarnya adalah menguji antara alokasi anggaran khusus dan outcomes, dan melihat bagaimana hubungan yang mempengaruhi kemajuan governance.
Good governance adalah sistem tata kelola yang diselenggarakan dengan mempertimbangankan semua faktor yang berkaitan dengan fungsi regulator, berhubungan juga dengan fungsi monitoring dan implementasi secara terus menerus, apa yang harus diperbaiki dan apa yang harus diperbuat. Karakteristik governance disuatu negara dianalisis berdasarkan faktor-faktor lain seperti sejarah, perkembangan. Kelembagaan, kebijakan dan lain-lan.
Dalam kasus ini dimana pengeluaran publik ditemukan memiliki pengaruh yang rendah atau dampak yang tidak berarti, dua penjelasan yang dapat diberikan adalah : pertama, bantahan bahwa hubungan pengeluaran pubik dan pengembangan outcome dapat dipotong karena menambah persediaan publik dapat menuju ke sektor swasta. Hal ini disebabkan tidak ada pertanyaan dari kelebihan pengeluaran publik. Yang kedua adalah kemungkinan disebabkan kegagalan dari pengeluaran publik termasuk poor targetting dan lembaga yang tidak efisiensi dalam pengeluaran publik dan kapasitas institusi.
Dalam penganggaran harus ditentukan apa dasar dalam menetukan kebutuhan belanja, karena dengan mengetahui dasar sehingga menghasilkan manfaat yang sebesar-besarnya. Kebutuhan belanja sebuah kegiatan dilakukan dengan memperhatikan ketertarikan antara pendanaan dengan keluaran dan hasil yang diharapkan dari kegiatan dan program termasuk efisiensi dalam pencapaian output dan outcome tersebut. Arahan seperti ini sudah relatif baik karena menjelaskan bagimana menentukan besarnya anggaran, yaitu dengan memperhatikan keterkaitan antara pendanaan dengan keluaran dan hasil, tetapi arahan seperti ini masih menyisakan pertanyaan lain, yaitu bagaimana cara spesifik untuk memperhatikan keterkaitan sehingga usulan belanja atau pengeluaran menandai tepat dan wajar.
Kekurangan anggaran manajemen menjadi salah satu poin utama kenapa pemerintah di negara berkembang sulit untuk menggambarkan pegeluaran publik yang efektif. Sebuah pernyataan logis dimana mengatur sumber daya publik untuk peningkatan pengembangan melalui pelatihan, keahlian pegawai, bekerja di lembaga dengan insentif dan mengurangi kecurangan dan efisiensi biaya. Objek yang utama dalam artikel ini adalah pengujian secara empiris dalam pernyataan ini. Dengan pertanyaan apa dampak good governance sebagai penilaian atas tingkat korupsi dan ketidak efektifan pengeluaran publik atas kesehatan dan pendidikan?
Kita melihat secara empiris bahwa governance sebagai pusat yang menentukan kemanjuran dari pengeluaran publik. Bagian yang penting adalah persentase dari pengeluaran publik untuk kesehatan. 30% Negara dengan good governance (dinilai dengan indeks korupsi) 20% negara dengan rata-rata governance dan tidak ada dampak negara dengan governance yang lemah. 1 % poin meningkat dari pengeluaran publik untuk pendidikan, 70% negara dengan good governance, dan tidak berdampak terhadap negara yang governancenya lemah.
Membangun governance adalah mengubah cara kerja negara, membuat pemerintah akuntabel dan membangun pelaku-pelaku diluar negara cakap untuk ikut berperan membuat sistem baru yang bermanfaat secara cakap untuk ikut berperan. Dalam konteks ini tidak ada tujuan pembangunan yang diwujudkan dengan baik hanya dengan mengubah karakteristik dan cara kerja institusi pemerintah. Harus kita ingat untuk mengakomodasi keragaman diperlukan fleksibilits.
2. Pengeluaran Publik dan Outcomes.
Berdasarkan riset hubungan antara pengeluaran publik dan outcomes. Riset untuk pertumbuhan pada tahun 1990 yang memiliki hubungan pengeluaran publik dengan tingkat pertumbuhan ekonomi angka panjang. Kita mempelajari hubungan antara pengeluaran publik dan peryumbuhan ekonomi, jumlah penelitian ini menghasilkan bahwa dampak yang berbeda untuk setiap jenis sektor pengeluaran.
Contohnya, dilihat dari investasi publik dalam transpor dan komunikasi untuk negara berkembang berkorelasi positif dengan pertumbuhan dan memiliki koefisien yang sangat tinggi, dan yang lainnya menggunakan data 43 negara berkembang selama 20 tahun menemukan bahwa pengeluaran modal sangat penting, investasi publik dalam transpor dan komunikasi berkorelasi negatif dengan pertumbuhan GDP per kapita. Dalam menambahkan hubungan antara pengeluaran publik dan pertumbuhan ekonomi, banyak penelitian yang dilakukan untuk menguji ( kebanyakan dalam bidang kesehatan dan pendidikan) dan outcome dari faktor ini. Contoh, pengujian 12 studi atas negara berkembang terlihat bahwa hubungan antara pengeluaran publik untuk pendidikan dan outcome dari pendidikan. Laporan penelitian ini memiliki korelasi yang significant dalam hubungan keduanya. Ini tidak membuktikan bahwa penilaian dampak dari pengeluaran dan outcome, dan juga ditemukan hubungan yang kecil dari pengeluaran publik untuk pendidikan dan outcome pendidikan, menggunakan sampel 70 negara bahwa hubungan antara pengeluaran publik untuk kesehatan lebih kuat dinegara dengan pendapatan rendah dari pada negara yang berpendapatan lebih tinggi. . menyediakan sebuah penelitian yang bagus dalam melihat hubungan pengeluaran publik untuk kesehatan dan outcome nya.
Apa yang membuat lemahnya hubungan antara pengeluaran publik dan hasil pengembangan outcomes? Maksudnya adalah pemerintah (kebanyakan di negara berkembang) membelanjakan ke aktivitas yang tidak produktif? Apakah harus mengeluarkan untuk pendidikan dan kesehatan? Secara umum, sulit untuk menggambarkan kesimpulan dari kebijakan data dari negara yang sejajar dengan negara yang memiliki kondisi khusus. Namun sangat mungkin untuk mempelajari hubungan ini. Dalam prakteknya disektor publik tersedia dana untuk tujuan yang produktif.
Penelitian dengan literature antara pengeluaran publik dan outcomes bahwa negativ atas pengeluaran publik yang potensial dalam refleksi yang berbeda untuk kemanjuran dari pengeluaran. Perbedaan ini dapat muncul dari bermacam-macam sebab termasuk korupsi dan perlindungan, kebutuhan yang cenderung menuju ke kebijakan ekonomi yang buruk. Alasan lainnya hubungan dari pengeluaran dan outcomes ini dapat hancur karena salah penempatan dari sektor swasta.
Kembali ke governance, apa pengaruh perkembangan outcomes? Sekarang ada analisa yang luas dan empiris dalam hubungan antara bermacam-macam dari indikator governance dan pengembangan outcomes. Penelitian yang utama memperlihatkan peningkatan governance menuju perkembangan outcome yang lebih baik. Studi ini menganalisa pengaruh korupsi dan institusi dengan berbagai variabel, pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan, investasi publik, memperlihatkan bahwa indikator governance, (termasuk akuntability, stabilitas politik dan efektifitas pemerintah, regulasi dan peraturan) memiliki dampak hubungan negative yang kuat terhadap kematian bayi. Ditemukan bahwa negara dengan korupsi tinggi memiliki angka kematian bayi yang tinggi, dan ditemukan juga bahwa negara dengan korupsi yang tinggi menanam modal yang banyak diperumahan dan infrastruktur dibandingkan dengan kesehatan dan pendidikan.
Keseluruhan, penelitian yang melihat hubungan pengeluaran publik dan outcomes dan governance dengan pengembangan outcome, mengambil sebagian dari seluruh gambaran. Kenyataannya bahwa pengeluaran publik , governance, dan pegembangan outcomes saling berhubungan dan memilki dampak dalam penilaian empiris.
3. Kemanjuran dari pengeluaran publik untuk kesehatan
Beberapa negara, kaya atau miskin, berkembang atau dibawah berkembang, mengambil pengeluaran publik untuk kesehatan dengan satu objek yang dominan, untuk memajukan kesehatan warga negara, negara yang berbeda mengambil pendekatan yang berbeda untuk mempertemukan objektifitasnya. Beberapa pengeluaran sumber daya publik dan yang lainnya, beberapa pengeluaran lebih preventiv daripada curativ, dan beberapa negara umumnya mengutamakan pelayanan disektor swasta.
Pendekatan yang dipakai dalam artikel ini adalah hubungan pengeluaran publik untuk kesehatan dengan indikator governance, ini sama dengan pendekatan yang digunakan Burnside and Dollar (2000) yang menanyakan pertanyaan seberapa kuat dampak pertumbuhan di negara dengan kebijakan yang baik, analisa ini menggunakan pengujian empiris untuk pengeluaran publik untuk kesehatan apakah lebih efektif untuk memajukan kesehatan dengan good governance.
3.1. Spesifikasi empiris
Kita dapat menaksir bentuk funginya adalah :
Dimana variabel untuk negara i adalah : HS- Healt status menilai dibawah 5 tahun untuk tingkat kematian
G untuk menilai governance (indeks korupsi dan kualitas birokrasi)
X adalah vector untuk non kesehatan yang berhubungan dengan faktor khusus
B vector dari koefisien X dan error.
3.2. Data dan pilihan variabel
Analisa empiris ini menggunakan data tahunan untuk tahun 1990, 1997. dan 2003. data yang tersedia untuk sampel negara. Namnuk bermacam-macam periode dalam banyak variabel termasuk salah satunya adalah governance. Tahun yang dipilih membandingkan hasil dari Filmer dan pritcheet yang menggunakan tahun 1990 untuk penelitian nasional. Walaupun junlah sampel dari negara sedikit sebagai data governance tidak tersedia untuk semua negara.
Kita mempelajari dampak pengeluaran publik angka kematian bayi. Dengan menggunakan model interaksi antara pengeluaran publik dan indikator governance dalam penilaian dampak.kata kuncinya adalah variabel pengeluaran untuk belanja publik bidang kesehatan. Kita juga memasukan demografi sebagai salah satu variabel.
3.3. Hasil
Regresi kesehatan menggunakan sebuah sampel dari 228 observasi selama tiga tahun dari 91 negara berkembang. Dummy variabel untuk dua dari tiga tahun termasuk kedalam independent trends setiap waktu. Dimana nilai dari angka kematian bayi (per 1000 yang hidup) adalah 68.9 rata-rata dari pengeluaran publik untuk keseharan dalam GDP adalah 3.3%. Dengan range 0.5% sampai 8% dari GDP. Nilai mean dari governance indikator dan indeks korupsi dan kualitas birokrasi adalah 3.24 (dengan skala 0-6) dan 2.31 (skala 0-4).
3.3.1. Ordinary least Square (OLS) Regresi
Kita memulai perhitungan regresi dengan model yang digunakan adalah OLS dengan simpangan
Dimana s dan t dapat diambil nila 0, 1, atau 2
Dengan mengikuti korelasi antara error time untuk beberapa negara, formula ini dapat mengambil gambaran pengruh khusus untuk negara ada di setiap waktu. Kita dapat melihat hubungan pengeluaran untuk kesehatan degan indeks korupsi termasuk dalam tambahan regresi, untuk mengambil pengaruh langsung dari kesehatan. Koefisien atas pengeluaran berpengaruh significan secara positif, tetapi hubungan nya berkoefisisen determinasi secara negatif.
Hasil ini secara keseluruhan, ada dua hipotesis yaitu :
1. Negara kaya memiliki angka kematian bayi yang rendah.
2. Hubungan antara pengeluaran publik dengan angka kematian bayi adalah negatif, tetapi kelebihan dari pengeluaran publik dengan rendahnya angka kematian bayi memiliki hubungan positif dengan level governance.
4. Penilaian dari kelebihan pengeluaran publik untuk pendidikan
Penelitian tentang hubungan pengeluaran publik untuk pendidikan dan penilaian outcome menghasilkan hasil yang bercampur. Dalam hubungan ini, kita menguji bagaimana kelebihan dari pengeluaran publik untuk pendidikan dan outcome dari pendidikan dipengaruhi oleh governance.
4.1. Memilih penilaian dari outcome pendidikan
Perbedaan yang penting dalam kesehatan dan pendidikan adalah susahnya untuk mengukur outcome dari pendidikan yang tetap disebuah negara. Dalam pendidikan tidak ekuivalen angka kematian bayi yang digunakan dalam sektor kesehatan. Pendidikan menggunakan penilaian dengan melihat jumlah anak-anak yang bersekolah di tingkat dasar dan menegah dan atas.
4.2. Spesifikasi Empiris, Data Dan Pilihan Variabel
kita menggunakan model yang sama dengan regresi yang digunakan dalam sektor kesehatan :
Dimana varibel untuk negara I adalah EF - proporsi dari kegagalan dilevel dasar, penilaianan kegagalan pendidikan.
G adalah penilaian dari governance
X adalah vector non pendidikan
B adalah vektor koefisien X
Dan error term
PESGDP adalah rata-rata dari pengeluaran publik untuk tingkat dasar.
Penilaian ini menggunakan kegagalan pendidikan dengan susunan
Dimana PS adalah taksiran dari persentase anak-anak yang sekolah ditingkat menengah.
Ini membuktikan bahwa outcome dari pendidikan dipengaruhi oleh faktor keluarga seperti pendapatan orang tua, pekerjan dan latar belakang pendidikan. Penelitian ini mencerminkan tiga dari empat variabel lainnya : per capita income, indikator dari distribusi pendapatan (Gini Koefisien) dan seluruh level yang diakomodasi dari pengeluran publik untuk pengeluan bidang pendidikan adalah kunci dari analisa regresi. Sama dengan governance variabel untuk kesehatan yaitu tingkat korupsi dan kualitas birokrasi. Pengaruh variabel lainnya termasuk kedalam jumlah populasi muslim, tingkatan urbanisasi, dan proporsi dari usai enam sampai dua belas tahun.
4.3. Hasil
Hasil dari penelitian pengeluaran publik untuk pendidikan berdasarkan 101 observasi dari 57 negara selama tiga tahun, tahun 1990, 1997 dan 2003, menyimpulkan bahwa rata-rata 20.3% dari pelajar gagal ditingkat dasar. Rata-rata ini menjelaskan pengeluaran untuk pendidikan di tingkat dasar berada dalam range kurang dari 0.5% yang artinya sangat significan, nilai dari governance dan indeks korupsi dan kualitas birokrasi adalah 3.27% dengan skala 0 smpai dengan 6 dan 2.25 dengan skala 0 sampai 4. . Rata-rata dari pengeluaran publik untuk tingkat dasar GDP ditutup dengan 1.54% dengan range kecil dari 0.05% dan lebih dari 4%.
4.3.1. Regresi, faktor yang mempengaruhi outcome dari pendidikan
Dengan menggunakan estimasi OLS, hasil dari egresinya adalah menjelaskan persamaan untuk korelasi bagi dua eror term untuk penelitian berbeda setiap tahunnya untuk negara yang saman. Faktor yang paling penting dalam variasi kegagalan untuk lima tahun dari sekolah tingkat dasar perkapita adalah 1% meningkat dari per capita GDP dengan pengurangan 1% dari tingkat kegagalan. Tentu saja ini tidak ditemukan bagi pelajar dinegara kaya.
Kita mengestimasi pengeluaran publik untuk pendidikan dengan indikator governance, hasil dari penelitian ini ada dua hipotesis yaitu :
1. Pelajar di negara kaya memilki tingkat pendidikan yang bagus
2. Hubungan antara pengeluaran publik dan pencapaian tingkat pendidikan di sekolah dasar meningkat dengan negara yang menerapkan governance.
5. Ketahanan Empiris
Dukungan empiris untuk hipotesis hubungan antara pengeluaran publik dan outcome sangat kuat untuk meningkatkan governance. Datang dari kata kunci regresi ; angka kematian bayi dan outcome dari pendidikan. Pertanyaan penting adalah apakah hasil dari regresi kuat? Untuk menguji validitas kesimpulan kita, untuk setiap subjek kita kita uji ketahannya dan hasilnya akan kita laporkan.
5.1. Termasuk syarat-syarat untuk pengelearan dan variabel governance.
Dalam model regresi yang kita bahas, hubungan antara dependent variabel dan variabel pengeluaran, keduannya terungkap dalam bentuk yang panjang, diasumsikan secara linear. Ini sangat mungkin hubungan yang benar bahwa kuadrat atau tertutup untuk beberapa hubungan nonlinear. Seperti dalam kasus governance mungkin mengambil pengaruh nonlinear dari pengeluaran publik untuk kesehatan dan pendidikan.
Dalam kedua kasus ini, hasilnya menunjukan pengaruh hbungan yang berkelanjutan dengan koefisien dari ukuran yang sama sebagai original regresi.
5.2. Governance dengan pengaruh luas negara
Sebuah alasan dapat dibuat bahwa hubungan pengeluaran publik dan outcome sanagat signifikan dalam penelitian regresi karena governance yang baik, tetapi karena faktor-faktor lain memiliki korelasi dengan governance. Contohnya, pengeluaran untuk kesehatan dan pendidikan lebih efektif dinegara-negara dengan guru dan personil yang dilatih dengan baik, dan dapat diduga negara dengan rata-rata income yang tinggi dan governance secara umum diterapkan lebih baik.
5.3. Two – Stage least Square
Dengan penelitian berdasarkan metode regresi OLS, kita asumsikan pengeluaran publik adalah determinasi yang exogen. Penelitian sebelumnya mencatat, sangat mungkin untuk dua variabel dalam analisa pengeluaran publik dan sosial outcome. Memiliki determinasi gabungan dan juga sangat mungkin untuk ada dan memiliki hubungan sebab akibatcontohnya, ada kemungkinan bahwa menghadapi kemiskinana atau kesehatan yang memburuk dari warga negara, pemerintah menambah belanja untuk kesehatan, begitu juga dengan pendidikan.
Penelitian ini membagi negara dengan sampel beberapa kategori, melihat apakah sistem hukum mereka berdasarkan hukum adat, hukum perdata prancis, hukum perdata jerman, atau sosialis dan juga termasuk negara dengan sistem hukum islam walaupun tidak ada literature yang menjelaskan bagaimana menggambarkan negara dengan hukum ini.
6. Kesimpulan
Analisa ini memajukan pemahaman kita tentang hubungan pengeluaran publik , governance dan outcomes, yang paling penting adalah membantu menjelaskan hasil dari pengeluaran publik yang sering menghasikan kemajuan untuk outcomes. Kita melihat bahwa kesehatan memiliki dampak negativ terhadap angka kematian bayi yang good governance, sementara di negara yang angka korupsinya tinggi maka angka kematian bayinya pun menjadi tinggi. Kita juga menemukan indikasi bahwa negara yang sangat korup berhubungan dengan ketidak efektifan birokrasi, sehingga pengeluaran publik untuk kesehatan tidak efektif. Sama dengan peningkatan pengeluaran untuk pendidikan tingkat dasar akan efektif jika negara yang memiliki good governance.
Hasil penelitian ini memiliki implikasi penting untuk peningkatan efektifitas perkembangan dari pengeluaraan publik. Peningkatan sederhana atas kesehatan dan pendidikan adalah menuju kepada outcomes yang lebih baik jika negara lemah dalam governance. Akhirnya penelitian ini menggambarkan dampak dari pengeluaran publik atas outcome lebih tinggi ketika good governance terwujud, namun dampak tersebut harus diikuti oleh potensi yang benar dan lengkap. Pengeluaran publik relatif meningkat dan ermasuk kedalam ragam dari hubungan publik dengan sektor swasta.
REVIEW ARTKEL
Artikel ini diawali dengan menjelaskan peran dari good governance sebagai kunci pengembangan dalam menjalankan pemerintahan yang baik, dimana pembahasan difokuskan dalam pengeluaran publik dan menentukan besarnya anggaran sehingga anggaran yang dibuat tepat guna dan efisien dan efektif. Kekurangan anggaran menadi salah satu poin kenapa pemerintah dinegara berkembang sulit menggambarkan pengeluaran yang efektif. Jadi artikel ini membahas pengaruh governance dalam efektifitas dan efisiensi dari pengeluaran publik.
Hal yang membuat lemahnya hubungan pengeluaran publik dan hasil adalah karena membelanjakan keaktivitas yag tidak produktif, dimana kenyataanya bahwa pengeluaran publik, governance dan outcome saling berhubungan dan memiliki dampak dalam penilaian empiris.
Penelitian yang dilakukan :
o Pengeluaran publik untuk kesehatan
· Metode penelitian yang dipakai adalah metode regresi, dimana data ang diambil selama tiga tahun yaitu tahun 1990, 1997 dan 2000. dimana yang dibahas adalah belanja kesehatan dengan dampak angka kematian pada bayi.
· Hasil penelitian
Sampel dari 228 observasi selama tiga tahun adalah memiliki dua kesimpulan yaitu pertama, negara yang memilki pendapatan yang tinggi memiliki angka kematian bayi yang rendah. Kedua, adanya hubungan negatif antara pengeluaran publik dengan angka kematian bayi adalah negatif, tetapi kelebihan dari pengeluaran publik dengan rendahnya angka kematian bayi memiliki hubungan positif dengan level governance
o Pengaluaran publik untuk pendidikan
Penelitian untuk belanja pendidikan menggunakan metode yang sama dengan belana untuk kesehatan. Dimana kesimpulannya adalah : pertama, pelajar yang berada di negara berpendapatan tinggi memiliki tingkat pendidikan yang bagus, dan yang kedua hubungan pengeluaran publik dengan kualitas pendidikan adalah positif dengan negara yang menerapkan governance.. dan juga variabel lainnya yang mungkin mempengaruhi kualitas, contohnya kualitas pendidikan dapat juga dilihat dari penghasilan orang tua, pekerjaan dan latar belakang pendidikan. Namun yang pasti kualitas kesehatan dan pendidikan sangat dipengaruhi penerapan good governance oleh pemerintah setempat.