Jumat, 24 April 2009
Kenapa harus bersedih
hiduplah dengan cara yang benar, biarkan Alllah yang menentukan apa yang akan kita terima, karena sesungguhnya Allah mengetahui apa-apa yang kita tidak ketahui. jadi ikhlas dan bersabarlah.. karena janji Allah pasti benar...............
RINGKASAN CHARITY ACCOUNTING
CHARITY ACCOUNTING : SEBUAH ANALISA EMPIRIS DARI DAMPAK PERUBAHAN SAAT INI.
Sejak tahun 1980-an telah dicoba membuat bermacam-macam praktek akuntansi dan memanjukan kualitas dalam menerbitkan laporan keuangan dari charities. Dalam proses penerbitanan Statement Of Recommended Practice (SORP) ditahun 1988 dan revisinya pada tahun 1995. penelitian ini menganalisa secara empiris 151 laporan keuangan dari pengumpulan dana besar charities di inggris dan wales sebagai dasar untuk mengidentifikasi dampak dari original SORP dan SORP revisi.
a. Latar belakang
Sejak tahun 1960-an, model user needs lebih dominan dibahas dalam akuntansi bisnis (contoh, American Accounting Associations), 1966, dan Accounting Standar Board (1995,1996,1999). Ketika fokus utama dari publikasi ini adalah masalah akuntansi bisnis. Mereka menstimulasi debat untuk lebih respek terhadap organisasi nirlaba. . AICPA menerbitkan dalam SFAC No. 4 tentang laporan keuangan untuk organisasi non Bisnis (FASB, 1980). Model user needs menjadi fokus utama dalam pembahasan dan rekomendasi dokumen.
Informasi ini diperlukan bagi pengguna berkenaan dengan tanggung jawab, dalam sektor organisasi publik menyatakan bahwa tanggung jawab untuk input, output dan outcomes. Berhubungan dengan charities, sebuah survey dari 130 kontributor, bahwa ditampilkan kedua informasi, terutama dari non financial dan laporan finansial, yang terdapat dalam dokumen seprti pernyataan operasi dan neraca. Kita memberikan informasi yang penting dalam pertemuan yang dibutuhkan oleh user. Dan informasi yang diterbitkan sangat penting adalah kebersihan dari laporan keuangan sangat significan, sebagai contoh, ketika kontributor (penyumbang) menanyakan menerima laporan yang sudah disederhanakan, b9% responden mengatakan cukup penting dan sangat penting sebanyak 49%, sehingga dapat disimpulkan pengguna sangat berkepentingan terhadap informasi yang diberikan.
Sementara pentingnya informasi non finansial dalam laporan oleh cherities, artikel ini memfokuskan pelaporan keuangan oleh charities. . hal yang menarik dalam akuntansi oleh charitie dalam laporan riset yang di ambil dari Bird and Morgan (1981) yang mengenali kelemahan utama dalam chariti accounting. Pekerjaannya adalah mengeluarkan pedoman auditing dari charities ( Auditing Practices Committee Auditing Guideline, Accounting Standar Committee) dan diikuti oleh exposure draft, ED 38 Accounting by cherities 9 ASC 1985) SORP original. Artikel ini juga fokus kepada dampak dari revisi SORP (1995) dalam laporan keuangan dari 100 pengumpul dana terbesar chariti di inggris dan wales. Dengan melakukan analisa terhadap laporan keuangan sebelum dan sesudah dipublikasikannya revisi SORP.
b. Previous Research
Bird and Morgan-Jones (1981)
Riset pertama untuk akuntansi oleh UK Charities dialkuakn oleh Bird dan Morgan-Jones dan diterbitkan sebuah laporan dari panitia riset dari institue of Chertered Accountant di inggris dan wales. Kumpulan riset berdasarkan survey dari laporan tahunan 135 pengumpul dana charities. Survey ini mendemonstrasikan berbagai macam yaitu : Format akun, akuntansi dana, disclosure dari beban, treatmen dari penjualan dan penilaian kembali, akuntansi untuk asset tetap dan penjelasan dari komitmen dan kontijensi. Mengidentifikasi keberlanutan akuntansi, laba atau rugi dari investasi modal, legacie dari pendapatan, penggunaan untuk deferal expense, penghapusan dan akuisisi.
Meskipun riset ini membahas pentingnya informasu yang mengungkapkan bagi charities, tetapi lebih berkonsentrasi kepada auditing.
Ashford (1989)
Mengikuti publikasi dari original SORP 2 (1988), Ashford (a989)meninjau kembali perkiraan dari 56 charities, difokuskan kepada kebijakan akuntansi pendapatan dan pembelanjaan, akuntansi asset tetap, penilaian investasi dan legacies. Ashford mengilustrasikan dan menyesuaiakn dengan original SORP (1988), membuktikan 14 contoh dari praktek yang baik, dia menyimpulkan banyak charities yang melanjutkan untuk menggunakan praktek accounting yang meragukan, terutama dalam pengukuran akuntansi. Diantaranya adalah menyoroti bermacam-macam terminologi dan format yang dapat diambiluntuk akun pendapatan dan beanja. Membuat sulit untuk dimengerti dan signifikan dari hasil bersih, donasi dan investasi keuntungan dari pendapatan dan belanja walaupun secara langsung bertentangan dengan SORP, dan kebanyakan dari charities melanjutkan untuk mempelihatkan investasi atas harga sebenarnya dengan nilai pasar.
Gambling, Jones, Kunz dan Pendlebury (1990)
Gambling, (1990) membawa keluar sebuah survey cross section, menggunakan metode wawancara. Atas aplikasi dari SORP 2 dalam 6 charities, mereka bekerja di charities yang kecil (dengan dana £50.000 sampai £100.000) penelitian ini mengharapkan untuk memperkenalkan SORP asli untuk direkomendasikan.
Wawancara dilakukan bahwa charities tidak menerima manfaat dari penambahan panang dan kompleks dari pengungkapan original SORP. Memperlihatkan jumlah dari prinsip akuntansi dan kebijaksanaan SORP yang dicopy dari akun komersial.rekomendasi SORP untuk pengungkapan dari transaksi dengan trustee dan karyawan, berkenaan dengan komitmen dan juga mempertimbangkan oposisi.
Hines And jones (1992)
Sebuah studi dari charities yang besar tentang pelaporan selama tiga tahun dari 1988 sampai 1990 dilakukan oleh hines dan jones (1992) untuk menilai apakah sesuai atau tidak dengan SORP (1988) secara signifikan memiliki dampak dalam praktek akuntansi di
Hines dan jones menemukan penyesuaian dari seleksi original SORP sebagai rekomendasi utama untuk 75% dengan semua produksi dan income charities dan expenditure, neraca dan kebijakan akuntansi, catatan pengeluaran dana, namun kesimpulan dari penelitian ini tidak ada bukti bahwa original SORP memiliki pengaruh yang significan terhadap praktek akuntansi di Uk charities.
William and Palmer (1998)
Menggunakan metode bird dan morgan (1981) sebagai bencmark, william dan palmer menguji laporan keuangan dari 83 charities dalam klasifikasi besar, mediam dan kecil (25 diantaranya termasuk dalam study bird dan morgan-jones_. Objektifitas mereka menilai bagaimana praktek akuntansi di chariti berkembang seak 1970-an dan mengidentifikasi negara dari charity accounting sebelum pengenalan SORP revisi.
Wiliam dan palmer menyimpulkan bahwa ada kemajuan bagi charities yang besar untuk memperbaiki kualitas dari finansial reorting dan finansial statement yang disajikan dan informatif. Ditemukan bahwa treatmen untuk fixed asset berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan sejalan dengan dana penerimaan dan akun konsolidasi.dan disarankan untuk pertanggung awaban kemajuan kualitas pelaporan keuangan diaudit oleh auditor.
c. Latar Belakang Revisi SORP
Mengikuti kritik dari kelemahan dan penyesuaian untuk original SORP the CARC membuat exposure Draft untuk merevisi SORP 2 (CARC, 1993).dengan revisi ini pada oktober 1995, perubahan prinsip dan pemikiran yang direvisi adalah :
Keinginan untuk menghapuskan banyak alternativ treatmen pada original SORP (1998) untuk meningkatkan konsistensi dan mengurangi keragaman praktek akuntansi dan penyaiannya.
Pengakuan perkiraan komersial sebagai pemeliharaan modal tidak sesuai engan charities. Ini dilihat rekomendasi tradisional pendpatan dan belanja oleh pernyataan dari financial Aktivities (SOVA) untuk menyajikan gambaran yang lengkap dari charities pendapat dan aktivitas penerimaan dan modal.
Mengharuskan untuk investasi jangka panjang memperlihatkan nilai asset tetap sebesar harga pasar.
Pemurnian definisi dari pengumpulan dana, biaya administrasi dan publisitas sebagai biaya pendukung yang mengikuti biaya administrasi secara langsung berhubungan aktivitas charities.
d. Metode
Untuk menilai dampak revisi SORP 2 (1995) yang diperlukan pertama adalah memilih sampel dari laporan tahunan charitie selama periode keduanya sebelum (1994/1995) dan setelah (1996/1997) . studi ini berkonsentrasi kepada bentuk dan ketetapan dari laporan keuangan termasuk kedalam laporan tahunan. Pemilihan laporan tahunan sebelum penerbitan SORP revisi membolehkan perbandingan langsung . analisa laporan tahunan setelah revisi SORP memberikan pemahaman yang bisa diambil. Revisi SORP diterapkan disemua charities di
e. Hasil
Tabel 1 fokus kepada kunci dari rekomendasi yang termasuk kedalam keduanya original dan revisi SOPR yang berhubungan dengan income dan expenditure, dan membandingkan dengan studi dari ashford, dan hines dan ones, bird dan morgan-jones dan wiliam dan palmer uga memperkenalkan pembahasan ini dari hasil , untuk setiap penilaian membantu kedua area menyesuaikan perbaikan dari waktu ke waktu.
Bird dan morgan jones menemukan bahwa 61% CHARITIES setuju laba dan rugi dipergunakan untuk investasi cadangan, kedua dari original dan revisis SORP merekomendasikan laba atau rugi dikumpulkan dan dinilai kembali atau dicadangkan untuk menjadi bagian penting pendanaan yang berhubungan dengan investasi dan asset. Original dan revisis SORP merekomendasikan akun dan catatn atas informasi dalam strukur pendanaan charities significant untuk setiap penyeimbangan dana. Ketika diungkapkan secara detail pergerakan dari dana utama, akan terlihat secara terpisah alokasi agregasi dana dan penelasan yang objektif dari transfer.
Original SORP (1988) termasuk kedalam penerimaan dan belanjua memperlihatkan sumber daya yang tersedia dalam charities dan pembelanjaan selama periode dengan analisa dalam sebuah charitie.
Original SORP merekomendasikan investasi termasuk kedalam neraca dan nilai sebasar harga pokok dan pasar. Jika investasi dicata sebesar harga perolehan, maka harga pasar diungkapkan dalam catatan, studi sebelumnya menemukan rekomendasi ini. Dalam SORP yang direvisis merekomendasikan investasi termasuk kedalam nilai pasar yang berdasarkan nilai pasar yang disajikan secara benar dan fair dan mempelihatkan nilai asset yang ada dalam charities. Memberikan trustee adminstrasi portfolio dari investasi asset untuk menggunakan investasi tanpa resiko (biaya historis memisahkan antara catatan dan pengungkapan).original dan revisi Sorp menerima prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Original dan revisi SORP mengembangkan kemajuan antara informasi sebuah pengungkapan charities memberikan gambaran yang lebih dari aktivitas perusahaan, penambahan pengungkapan berhubungan dengan asset dan liabilitas pendanaan, struktur pendanaan, subsidiary dan kas (dana0 mengikuti kedua SORP.
Kebanyakan dari charities memegang dana dengan leluasa, dengan konswekwensi charities membutuhkan akun untuk biaya adminstrasi, kedua SORP membebaskan obligasi, asset dan hutang untuk dianalisa membaca peningkatan keuntungan dari karakter. Aset dan liabilitas menyaikan bermacam dana yang dapat menjelaskan analisa antara dana yang ada dan informasi yang diberikan. Oroginal SORP merekomendasikan pernyataan dari sumber daya dan aplikasi dana untuk persiapan memperlihatkan kas yang ada. Informasi ini sangat berguna daripada informasi pendapatan dan beban.. mengikuti SSAP 10 dan FRS 1, Revisi SORP merekomendasikan pernyataan casflow untuk mempersiapkan untuk semua chariti yang luas dengan objek generasi kas dan periode akuntansi.
Revisi SORP memperkenalkan SOFA berdasrkan pendapatan dan belanja secara tradisional dimana chartie sering menerima perkiraan yang tidak selalu tepat. Cadangan pajak untuk klaim dari pendapatan untuk kantor pajak dari laba perdagangan diambil untuk tujuan charities, membuktikan bahwa diluar perdagangan tujuan utam charitie adalah berhubungan dengan perdagangan , seperti biaya untuk pelayananm belanja dan pemiahan pengungkapan SOFA dan pendapatan dan belanja. Kedua SORP merekomendasikan bahwa total pendapatan untuk tahun berjalan bagi pegawai dan rata-rata jumlah pegawai dijelaskan dalam catatan atas laporan, dan revisi SORP merekomendasikan dana yang material antara yang dihasilkan chariti dan institusi yang lain, dianalisa dengan tepat dan menjelaskan SOFA dalam catatan perkiraan, atau memisahkan publikasi dan catatan . pendekatan yang dilakuakan sama dalam kedua SORP untuk penjelasan admisnistrasi, dana, biaya publisitas.
f. Kesimpulan
Area dari charitie accounting sangat luas sampai tahun 1980-an, dengan mengikuti laporan dari penelitian bird dan morgan-ones (1981). Hasil membuktikan bahwa charity account bergerak secara sigi\nfican sejak ahun 1980, dimana kemajuan terlihat dari penyesuaian dan praktek yang direkomendasikan, seperti contoh bird dan morgan menemukan bahwa aproxima survey terhadap penerimaan dan pembalikan.
Hasil ini menyarankan walaupun original SORP tidak memiliki kemajuan yang tinggi dan pengurangan dalam berbagai macam prinsip akuntansi, tetapi meiliki dampak sepanang waktu, keudian untuk SORP revisis menyajikan perubahan yang significan, penyesuaian yang komplit , dalam tiga dari sembila item yang dilaporkan dalam tabel 4. penyesuaiannya kurang dari 80% dengan pengungkapan yang tepat hanya 41% dengan biaya overhead. Memberikan hubungan untuk diadopsi dari tujuan original SORP. Dan memberikan beberapa rekomendasi seperti, berhubungan dengan SOFA,
Penelitian ini memfokuskan kepada pengumpul dana yang besar dimana generalisasi kelompok ni akan membuat berkelanjutan. Seperti pengadopsian rekomendasi sangat signifikan dan berbeda dengan perusahaan charities yang lebih kecil. Dengan pengaruh terhadap perbedaan dasar dari akuntability, sangat kecil untuk pengungkapan laporan tahunan dari charities. Studi ni membantu membuktikan pengertian yang komplit dari peran annual report dalam perseiaan informasi.
selamat datang
hubungan independensi auditor dengan audit fee
BAB I
PENDAHULUAN
Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari
profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak
memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam
laporan keuangan (Mulyadi dan Puradiredja, 1998:3). Profesi akuntan publik
bertanggungjawab untuk menaikkan tingkat keandalan laporan keuangan
perusahaan, sehingga masyarakat memperoleh informasi keuangan yang andal
sebagai dasar pengambilan keputusan.
Guna menunjang profesionalismenya sebagai akuntan publik maka auditor
dalam melaksanakan tugas auditnya harus berpedoman pada standar audit yang
ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), yakni standar umum, standar
pekerjaan lapangan dan standar pelaporan. Dimana standar umum merupakan
cerminan kualitas pribadi yang harus dimiliki oleh seorang auditor yang
mengharuskan auditor untuk memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup
dalam melaksanakan prosedur audit. Sedangkan standar pekerjaan lapangan dan
standar pelaporan mengatur auditor dalam hal pengumpulan data dan kegiatan
lainnya yang dilaksanakan selama melakukan audit serta mewajibkan auditor
untuk menyusun suatu laporan atas laporan keuangan yang diauditnya secara
keseluruhan. Namun selain standar audit, akuntan publik juga harus mematuhi kode etik
profesi yang mengatur perilaku akuntan publik dalam menjalankan praktik profesinya baik dengan sesama anggota maupun dengan masyarakat umum. Kode
etik ini mengatur tentang tanggung jawab profesi, kompetensi dan kehati-hatian
profesional, kerahasiaan, perilaku profesional serta standar teknis bagi seorang
auditor dalam menjalankan profesinya.
Akuntan publik atau auditor independen dalam tugasnya mengaudit
perusahaan klien memiliki posisi yang strategis sebagai pihak ketiga dalam
lingkungan perusahaan klien yakni ketika akuntan publik mengemban tugas dan
tanggung jawab dari manajemen (Agen) untuk mengaudit laporan keuangan
perusahaan yang dikelolanya. Dalam hal ini manajemen ingin supaya kinerjanya
terlihat selalu baik dimata pihak eksternal perusahaan terutama pemilik
(prinsipal). Akan tetapi disisi lain, pemilik (prinsipal) menginginkan supaya
auditor melaporkan dengan sejujurnya keadaan yang ada pada perusahaan yang
telah dibiayainya. Dari uraian di atas terlihat adanya suatu kepentingan yang
berbeda antara manajemen dan pemakai laporan keuangan.
Kepercayaan yang besar dari pemakai laporan keuangan auditan dan jasa
lainnya yang diberikan oleh akuntan publik inilah yang akhirnya mengharuskan
akuntan publik memperhatikan kualitas audit yang dihasilkannya. Adapun
pertanyaan dari masyarakat tentang kualitas audit yang dihasilkan oleh akuntan
publik semakin besar setelah terjadi banyak skandal yang melibatkan akuntan
publik baik diluar negeri maupun didalam negeri.
Selain itu terdapat kasus keuangan dan manajerial perusahaan publik
yang tidak bisa terdeteksi oleh akuntan publik yang menyebabkan perusahaan
didenda oleh Bapepam (Winarto, 2002 dalam Christiawan 2003:82).
Selain fenomena di atas, kualitas audit yang dihasilkan akuntan publik
juga tengah mendapat sorotan dari masyarakat banyak yakni seperti kasus yang
menimpa akuntan publik Justinus Aditya Sidharta yang diindikasi melakukan
kesalahan dalam mengaudit laporan keuangan PT. Great River Internasional,Tbk.
Kasus tersebut muncul setelah adanya temuan auditor investigasi dari Bapepam
yang menemukan indikasi penggelembungan account penjualan, piutang dan asset
hingga ratusan milyar rupiah pada laporan keuangan Great River yang
mengakibatkan perusahaan tersebut akhirnya kesulitan arus kas dan gagal dalam
membayar utang. Sehingga berdasarkan investigasi tersebut Bapepam menyatakan
bahwa akuntan publik yang memeriksa laporan keuangan
menjadi tersangka. Oleh karenanya Menteri Keuangan RI terhitung sejak tanggal
28 November 2006 telah membekukan izin akuntan publik Justinus Aditya
Sidharta selama dua tahun karena terbukti melakukan pelanggaran terhadap
Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP) berkaitan dengan laporan Audit atas
Laporan Keuangan Konsolidasi PT.
Dalam konteks skandal keuangan di atas, memunculkan pertanyaan
apakah trik-trik rekayasa tersebut mampu terdeteksi oleh akuntan publik yang
mengaudit laporan keuangan tersebut atau sebenarnya telah terdeteksi namun
auditor justru ikut mengamankan praktik kejahatan tersebut. Tentu saja jika yang
terjadi adalah auditor tidak mampu mendeteksi trik rekayasa laporan keuangan maka yang menjadi inti permasalahannya adalah kompetensi atau keahlian auditor
tersebut. Namun jika yang terjadi justru akuntan publik ikut mengamankan
praktik rekayasa tersebut, seperti yang terungkap juga pada skandal yang
menimpa Enron, Andersen, Xerox, WorldCom, Tyco, Global Crossing, Adelphia
dan Walt Disney (Sunarsip 2002 dalam Christiawan 2003:83) maka inti
permasalahannya adalah independensi auditor tersebut. Terkait dengan konteks
inilah, muncul pertanyaan seberapa tinggi tingkat kompetensi dan independensi
auditor saat ini dan apakah kompetensi dan independensi auditor tersebut
berpengaruh terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh akuntan publik.
Kualitas audit ini penting karena dengan kualitas audit yang tinggi maka
akan dihasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya sebagai dasar
pengambilan keputusan. Selain itu adanya kekhwatiran akan merebaknya skandal
keuangan, dapat mengikis kepercayaan publik terhadap laporan keuangan auditan
dan profesi akuntan publik.
De Angelo dalam Kusharyanti (2003:25) mendefinisikan kualitas audit
sebagai kemungkinan (joint probability) dimana seorang auditor akan menemukan
dan melaporkan pelanggaran yang ada dalam sistem akuntansi kliennya.
Kemungkinan dimana auditor akan menemukan salah saji tergantung pada
kualitas pemahaman auditor (kompetensi) sementara tindakan melaporkan salah
saji tergantung pada independensi auditor. Sementara itu AAA Financial
Accounting Commite (2000) dalam Christiawan (2002:83) menyatakan bahwa
“Kualitas audit ditentukan oleh 2 hal yaitu kompetensi dan independensi. Kedua Dalam melaksanakan audit, auditor harus bertindak sebagai seorang ahli
dalam bidang akuntansi dan auditing. Pencapaian keahlian dimulai dengan
pendidikan formal, yang selanjutnya melalui pengalaman dan praktek audit
(SPAP, 2001). Selain itu auditor harus menjalani pelatihan teknis yang cukup
yang mencakup aspek teknis maupun pendidikan umum.
Penelitian yang dilakukan oleh Libby dan
Kusharyanti (2003:26) menemukan bahwa auditor yang berpengalaman
mempunyai pemahaman yang lebih baik atas laporan keuangan. Mereka juga
lebih mampu memberi penjelasan yang masuk akal atas kesalahan-kesalahan
dalam laporan keuangan dan dapat mengelompokkan kesalahan berdasarkan pada
tujuan audit dan struktur dari sistem akuntansi yang mendasari.
Namun sesuai dengan tanggungjawabnya untuk menaikkan tingkat
keandalan laporan keuangan suatu perusahaan maka akuntan publik tidak hanya
perlu memiliki kompetensi atau keahlian saja tetapi juga harus independen dalam
pengauditan. Tanpa adanya independensi, auditor tidak berarti apa-apa.
Masyarakat tidak percaya akan hasil auditan dari auditor sehingga masyarakat
tidak akan meminta jasa pengauditan dari auditor. Atau dengan kata lain,
keberadaan auditor ditentukan oleh independensinya (Supriyono, 1988).
Standar umum kedua (SA seksi 220 dalam SPAP, 2001) menyebutkan
bahwa “Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi
dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor “. Standar ini mengharuskan
bahwa auditor harus bersikap independen (tidak mudah dipengaruhi), karena ia
melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum. Dengan demikian ia tidak
dibenarkan untuk memihak. Auditor harus melaksanakan kewajiban untuk
bersikap jujur tidak hanya kepada manajemen dan pemilik perusahaan, namun
juga kepada kreditor dan pihak lain yang meletakkan kepercayaan atas laporan
keuangan auditan.
Oleh sebab itu makalah ini membahas sebuah penelitian tentang independensi dan audit fee untuk melihat hubungan yang mempengaruhi independensi akuntan publik atau auditor.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ETIKA Profesional
Etika profesional meliputi perilaku bagi seorang profesional yang dirancang untuk mencapai tujuan tujuan praktis dan idealistis. Sedangkan kode etik profesional dapat dirancang sebagai bagian untuk mendorong perilaku yang ideal.
Enam prinsip yang tergantung dalam kode etik dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
v Tanggung awab
v Kepentingan publik
v Integritas
v Objektifitas dan independensi
v Kecermatan atau keseksamaan
v Lingkup dan sifat jasa.
Independensi
Independensi merupakan salah satu komponen etika yang harus dijaga oleh akuntan publik. Independensi berarti bahwa auditor harus jujur, tidak mudah dipengaruhi dan tidak memihak kepentingan siapapun, karena ia melakukan pekerjaannya untuk kepentingan umum. Auditor berkewajiban untuk jujur tidak hanya pada manajemen dan pemilik perusahaan, namun juga kepada kreditur dan pihak lain yang meletakkan kepercayaan pada pekerjaan auditor tersebut. Sikap mental independen tersebut meliputi independen dalam fakta (in fact) maupun independen dalam penampilan (in appearance). Independen dalam fakta adalah independen dalam diri auditor, yaitu kemampuan auditor untuk bersikap bebas, jujur, dan objektif dalam melakukan penugasan audit. Hal ini berarti bahwa auditor harus memiliki kejujuran yang tidak memihak dalam menyatakan pendapatnya dan dalam mempertimbangkan fakta-fakta yang dipakai sebagai dasar pemberian independen dalam fakta atauindependen dalam kenyataan harus memelihara kebebasan sikap dan senantiasa jujur menggunakan ilmunya (Munawir:1995:35 Sedangkan independen dalam penampilanadalah independen yang dipandang dari pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan yang di audit yang mengetahui hubungan antara auditor dengan kliennya. Auditor akan dianggap tidak independen apabila auditor tersebut mempunyai hubungan tertentu (misalnya hubungan keluarga, hubungan keuangan) dengan kliennya yang dapat menimbulkan kecurigaan bahwa auditor tersebut akan memihak kliennya atau tidak independen. Oleh karena itu, auditor tidak hanya harus bersikap bebas menurut faktanya, tapi juga harus menghindari keadaan-keadaan yang membuat orang lain meragukan kebebasannya (Munawir:1995:35). Lebih lanjut Munawir (1995:32) menyatakan bahwa berdasarkan ketentuan bursa efek, auditor akan dianggap tidak independen jika:
1. Kantor akuntan yang bersangkutan atau salah satu pegawainya menjadi pimpinan/direktur perusahaan klien.
2. Kantor akuntan yang bersangkutan atau salah satu pegawainya melakukan pekerjaan akuntansi klien, termasuk pembuatan jurnal, pencatatan dalam buku besar, jurnal penutup dan penyusunan laporan keuangan.
3. Kantor akuntan dengan klien saling melakukan peminjaman pribadi (kepentingan keuangan) dalam jumlah materiil ditinjau dari jumlah kekayaan auditor yang bersangkutan.
Sedangkan menurut Mulyadi (1998:50) hal-hal yang dapat mempengaruhi integritas, objektivitas dan independensi,antara lain:
1) Hubungan keuangan dengan klien
a. Hubungan keuangan dengan klien dapat mempengaruhi objektivitas dan dapat mengakibatkan pihak ketiga berKesimpulan bahwa objektivitas auditor tidak dapat dipertahankan. Contoh hubungan keuangan antara lain:
i) Kepentingan keuangan langsung atau tidak langsung dengan klien.
ii) Pinjaman dari/kepada klien, karyawan, direktur, atau pemegang saham utama dalam perusahaan klien.
. Dengan adanya kepentingan keuangan, seorang auditor jelas berkepentingan dengan laporan audit yang diterbitkan. Hubungan keuangan mencakup kepentingan keuangan oleh suami, isteri, keluarga sedarah semenda, sampai garis kedua auditor yang bersangkutan. . Jika saham yang dimiliki merupakan bagian yang material dari:
i) Modal saham perusahaan klien, atau
ii) Aktiva yang dimiliki pimpinan atau rekan pimpinan atau kantor akuntan publik suami atau isteri, keluarga saudara semendanya sampai dengan garis kedua. Kondisi ini bertentangan dengan integritas, objektivitas dan independensi auditor tersebut. Konsekuensinya auditor harus menolak atau melanjutkan penugasan audit yang bersangkutan, kecuali jika hubungan tersebut diputuskan.
Pemilikan saham diperusahaan klien secara langsung atau tidak langsung mungkin diperoleh melalui warisan, perkawinan dengan pemegang saham atau pengambilalihan. Dalam hal seperti itu pemilikan saham harus atau secepat mungkin auditor yang bersangkutan harus menolak penugasan audit atas laporan keuangan perusahaan tersebut.
2) Kedudukan dalam perusahaan. Jika seorang auditor dalam atau segera setelah periode penugasan, menjadi: (1) anggota dewan komisaris, direksi atau karyawan dalam manajemen perusahaan klien, atau (2) rekan usaha atau karyawan salah satu dewan komisaris, direksi atau karyawan perusahaan klien, maka ia dianggap memiliki kepentingan yang bertentangan dengan objektivitas dalam penugasan. Dalam keadaan demikian ia harus mengundurkan diri atau menolak semua penugasan audit atas laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan.
3) Keterlibatan dalam usaha yang tidak sesuai.
Seorang auditor tidak boleh terlibat dalam usaha atau pekerjaan lain yang dapat menimbulkan pertentangan kepentingan atau mempengaruhi independensi dalam pelaksanaan jasa profesional. Seorang auditor tidak dapat melakukan kerjasama bisnis dengan perusahaan klien atau dengan salah satu eksekutif atau pemegang saham utama.
Seorang auditor tidak dapat melakukan kerjasama bisnis dengan perusahaan klien atau dengan salah satu eksekutif atau pemegang saham utama.
4) Pelaksanaan jasa lain untuk klien audit. Jika seorang auditor disamping melakukan audit, juga melaksanakan jasa lain untuk klien yang sama, maka ia harus menghindari jasa yang menuntut dirinya melaksanakan fungsi manajemen atau melakukan keputusan manajemen. Contoh berikut ini menyebabkan auditor tidak independen:
a) Auditor memperoleh kontrak untuk mengawasi kantor klien, menandatangani bukti kas keluar (voucher) untuk pembayaran dan menyusun laporan operasional berkala, sedangkan pada saat yang bersamaan dia juga melaksanakan penugasan audit atas laporan keuangan klien tersebut. go publik, suatu kantor akuntan publik tidak dapat menjadi b) Jika perusahaan klien akan financial consultant) sekaligus auditor bagi klien tersebut, walaupun konsultan keuangan (partner yang ditugasi untuk melakukan audit berbeda dengan partner yang melaksanakan penugasan konsultasi.
5) Hubungan keluarga atau pribadi. Hubungan keluarga yang pasti akan mengancam independensi adalah seperti akuntan publik yang bersangkutan, atau staf yang terlibat dalam penugasan itu merupakan suami atau isteri, keluarga sedarah semenda klien sampai dengan garis kedua atau memiliki hubungan pribadi dengan klien. Termasuk dalam pengertian klien disini antara lain pemilik perusahaan, pemegang saham utama, direksi dan eksekutif lainnya.
6) Fee atau jasa lainnya. Anggota KAP tidak diperkenankan mendapatkan klien dengan cara menawarkan fee yang dapat merusak citra profesi. Akuntan publik tidak boleh mendapatkan klien yang telah diaudit oleh kantor akuntan publik lain dengan cara manawarkan atau menjanjikan fee yang jauh lebih rendah dari fee yang diterima oleh kantor akuntan publik sebelumnya.
7) Penerimaan barang atau jasa dari klien. Akuntan publik, suami atau isterinya dan keluarga semendanya sampai dengan keturunan keduanya tidak boleh menerima barang atau jasa dari klien yang dapat mengancam independensinya, yang diterima dengan syarat tidak wajar, yang tidak lazim dalam kehidupan sosial.
8) Pemberian barang atau jasa kepada klien. Akuntan publik, suami atau isterinya dan keluarga sedarah semendanya sampai dengan garis keturunan kedua tidak boleh memberikan barang atau jasa kepada klien, dengan syarat pemberian yang tidak wajar, yang tidak lazim dalam kehidupan sosial. audit, juga
melaksanakan jasa lain untuk klien yang sama, maka ia harus menghindari jasa yang menuntut dirinya melaksanakan fungsi manajemen atau melakukan keputusan manajemen. Contoh berikut ini menyebabkan auditor tidak independen:
a) Auditor memperoleh kontrak untuk mengawasi kantor klien, menandatangani bukti kas keluar (voucher) untuk pembayaran dan menyusun laporan operasional berkala, sedangkan pada saat yang bersamaan dia juga melaksanakan penugasan audit atas laporan keuangan klien tersebut. go publik, suatu kantor akuntan publik tidak dapat menjadi
b) Jika perusahaan klien akan financial consultant) sekaligus auditor bagi klien tersebut, walaupun konsultan keuangan (partner yang ditugasi untuk melakukan audit berbeda dengan partner yang melaksanakan penugasan konsultasi.
BAB III
PEMBAHASAN ARTIKEL.
Keharusan dalam pengungkapan dari pembayaran seorang auditor untuk mengaudit dan Non Audit Servis menjawab mengenai pembayaran yang dapat merusak independensi dari seorang auditor. Simunic (1984) mendemonstrasikan bahwa pembayaran sangat potensial membuat ikatan ekonomis antara keduanya. Potensi ini berasal dari perhatian independensi akuntan. Kemudian studi empiris memiliki kecenderungan untuk fokus terhadap biaya antara NAS fee dan independensi auditor dengan memberikan perhatian yang relatif kecil terhadap audit fee.
Meskipun studi secara empiris telah gagal gagal menghasilkan hasil dari pengaruh NAS dan independensi auditor (Schneider, Church dan ely, 2006). Tindakan dari regulator, kantor akuntan dan auditee berkenaan dengan hubungan konsistensi dan kepercayaan ikatan ekonomis dapat melemahkan tingkat independensi auditor. Regulasi yang menghubungkan secara khusus dari NAS dengan mengambil bentuk dari keharusan pengungkapan dari tingkatan NAS yang disediakan oleh kantor akuntan. Keharusan ini pertama diperkenalkan di
Pada periode ini kantor akuntan telah konsisten dengan kesadaran akan ancaman independensi akuntan. Mengikuti kegagalan dari audit atas enron dan pengungkapan tingkatan NAS yang disediakan untuk enron oleh Auditor kantor akuntan mempublikasikan dalam konsutasi bisnis dimasa depan. Pricewaterhousecoopers mengumumkan keputusan “spin off”dari konsultasi bisnis pada tahun 2002.
Tindakan yang konsisten dengan hubungan antara NAS dan kelemahan dari independensi auditor, tidak ada literatur yang nebdasarinya, dalam bagian ini ada pilihan bentuk penelitian dari moel ikatan ekonomis. Beberapa penelitian memfokuskan hubungan auditee NAS dan audit fee, pengakuan ikatan sebagai funsi dari total fee oleh auditee. Untuk NAS dan kombinasi audit, dan total pendatap dari kantor akuntan. Pendekatan yang kedua diambil dari paper ini adalah dan dirujuk sebagai “total relative fee”
Untuk mengatasi ketidak mampuan peneliti mengamati secara langsung keadaan dari indepndensi auditor , peneliti dapat mengerjakannya secara tidak langsung dengan menggunakan dua pendekatan yaitu : pertama melakukan observasi terhadap Nas yang berhubungan dengan pengungkapan. Yang kedua mengui hasil dari keputusan yang dibuat oleh auditor. Penelitian ini dilakukan dengan tiga kontribusi yaitu yang pertama literatur, metodologi dan penilaian relevansi, yang kedua adalah uji kemungkinan dari hubungan antara total fee dan indepndensi auditor ungkin tidak linier dengan asumsi pelajaran terdahulu., yang ketiga adalah sampel yang diambli adalah tahundengan periode yang berakhir tahun 2006, dan spesifikasinya adalah stabilitas dari hubungan analisa untuk jangka waktu yang lama dan analisa yang dizinkan untuk keduanya sebelum dan sesudah kolapsnya enron. Peristiwa ini membawa pengaruh terhadap indepnednsi auditor.
Hasil dari penelitian ini meliputi : total relative fee dan peningkatan nilai, hanya secara level yang tinggi efek yang kurang menguntungkan dari independensi auditor. Khusunya kita menemukan hubungan antara total reletive fee dengan nilai pasar. Dengan mengamati keduanya lebih dari enam tahun secara keseluruhan, hasilnya bila diuji secara terpisah.
Metode Penelitian dan Data
v Mengukur Independensi Auditor
Memilih ukuran dari independensi auditor kita fokus mengambil kepentingan ekonomi dari auditee terhadap auditor. Dan ukuran utama terdiri dari total pembayaran fee tahunan oleh auditee terhadap auditor oleh pendapatan tahunan dari kantor akuntan. Yang dikenal sebagai “total reatif fee”. Ukuran umum yang digunakan adalah rasio dari NAS fee dan audit fee. Dengan mengambil hubungan yang relatif kantor akuntan tidak memberi pengaruh dari volume atau skala dan tidak diambil dari kepentingan ekonomi dari perusahaan terhadap auditor. Analisa ini menggunakan ukuran kedua untuk membandingkan.
Seperti dijelaskan sebelumnya, bahwa hubungan antara fee dan nilai pasar tidak harus linier, sehingga termasuk kedalam analisa regresi degan square dari total relatif fee. Kita menggunakan kudrat untuk membentuk tingkatan level yang multicollinearity. Walaupun jumlah dari formula non linear tersedia, digunakan simple dari quadratic Hubungan antara pembayaran fee oleh auditee dan nilai pasar menguji dengan model penilaian standard. Pendekatan ini menghindari jumlah isu yang terjadi selama penelitian.
v Hasil
Hasil dari peneitian diatas melaporkan bahwa full model membedakan dari pembatasan model dari pembahasan dengan dua variabel fee sebagai tanda yang significant pada tingkat 2.5% atau lebih tinggi. Dengan pengendalian variabel juga menunjukan nilai relativ dari variabel fee koefisien yang diimplementasikan independensi dengan pengaruh manfaat audit dan Non audit service hanya ketika total relatif fee diharapkan 0.98% dari fee auditor.
Efek dari dua kompensasi ketika dikonfirmasi dengan model tersebut disetimasi dengan qudratic term dan diestimasi setelah Quadratic term. Hasild ar R square significant pada level 1%dan mengindikasikan tambahan dari quadratic term dengan explatonary model.
Penelitian Audit fee memiliki konsistensi positif dengan hubungannya besar perusahaan dimana dependent variabel juga memiliki hubungan dalam mengukur luasnya perusahaan.
v Analisa
Pertama, estimasi dari dasar tahun ke tahun, mengikuti koefisien variabel selalu berubah. Pemegang saham dapat dipercaya dalam mengambil sikap untuk tingkat audit fee dan independensi auditor dapat berubah dari waktu ke waktu. Yang penting dalam kasus ini dimana sampel periode satu tahun pengamatan dari oengungkapan enron dan worldcom. Respon dari kantor akuntan dan pengenalan dari penambahan regulasi pengungkapan. Variabel fee memberi tanda benar pada regresi tahunan dan signifivant pada level 5% atau lebih baik dari tahun ke tahun. Penelitian dari hubungan biaya dan ondependensi auditor dibentuk oleh interpretasi untuk mengambil respon pemegang saham yang berbeda,
Hubungan antara fee dan nilai pasar adalah kondisional ketika perusahaan laba atau rugi. Laporan keuanagn mengimplikasikan pertumbuhan dari pengurangan independensi auditor termasuk laba management. Direksi membuat keputusan sesuai laba atau rugi perusahaan. Kita menaksir model yang terpisah dari sampel dari bagian sampel 905 pelaporan keuntungan pada tahun berakhir dan 252 melaporkan rugi. Dalam kedua kasus ini hubungan antara market value dan fee mengesankan penanam modal pada derajat berbeda dan independensi tetap ada apakah auditee mengalami profit atau loss.
Yang ketiga, untuk menyediakan perbandingan dengan studi terdahulu, diui bahwa pengaruh menggunakan pengukuran variabel fee. Rasio dari NAS fee dan audit fee. Pengukuran ini mengambil ikatan ekonomi, tidak ada anggapan memiliki hubungan penting dari perusahaan pada auditor, namun bisa jadi nilai relevan jika pengukuran nilai tinggi dapat diinterpretasikan untuk isu managerial.
KESIMPULAN PENELITIAN
Penelitian ini membuat tiga kontribusi dalam pengujian hubungan auditor fee dan independensi auditor. Yang pertama dalam menggunakan penilaian relevanse membutuhkan tingkatan dari audit fee dan NAS dengan conflating effect secara serentak mengumumkan informasi yang mematahkan. Sama dengan menghindari identifikasi counter factual atau kelemahan free outcome” dengan kualitas laba dan pendekatan hasil audit.
Kontribusi kedua pengujian kemungkinana hubungan total audtor fee dan independensi auditor tidak linear. Studi sebelumnya mengasumsikan hubungan yang linear. Penelitian ini memberikan pemegang saham mengancam independensi auditor hanya pada tingkatan relatif fee yang tinggi.
Yang ketiga, periode sampel selama enam tahun mengkhususkan stabilitas dari berbagai hubungan yang dianalisa dalam jangka waktu yang lama, ditemukan bahwa eksistensi hubungan ini terjadi karena lebih dari periode waktu, seperti pengungkapan untuk enron.